MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY
Peningkatan pembelajaran siswa SMK harus menyesuaikan pada kemajuan revolusi industri yang berkembang, agar siswa dapat ikut bersaing dan dapat mengembangkan kinerja berdasarkan kompetensinya. Dalam hal ini, SMK Muhammadiyah Sangasanga berkomitmen dalam menerapkan pembelajaran berbasis teaching factory sebagai upaya dalam meningkatkan mutu pembelajaran siswa. Menurut data yang rilis oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (KEMENDIKBUD) Republik Indonesia bahwa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang telah menerapkan pembelajaran teaching factory meningkat sebesar 7 persen pada tahun 2021 dengan jumlah 52 persen SMK yang telah menerapkannya.
.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Wikan Sakarinto, mengatakan peningkatan tersebut menjadi semangat bagi para pengajar SMK dalam menerapkan program Merdeka Belajar – SMK Pusat Keunggulan dan Merdeka Belajar Vokasi. “Dari 2019 hingga 2021, terdapat tren peningkatan BMW (bekerja, melanjutkan studi, dan wirausaha) cukup baik. Penerapan teaching factory di SMK juga meningkat. Ini sangat baik karena teaching factory merupakan level yang spesial yang mendukung link and match,” kata Wikan dalam Silaturahmi Merdeka Belajar secara daring, pada Kamis (13/1). Selain itu, lanjutnya, jumlah praktisi industri yang mengajar di SMK sebanyak 50 jam per semester juga meningkat sebesar 20 hingga 40 persen.
.
Berdasarkan pada teorinya, pembelajaran teaching factory adalah model pembelajaran di SMK berbasis produksi/jasa yang mengacu pada standar dan prosedur yang berlaku di industri dan dilaksanakan dalam suasana seperti yang terjadi di industri. Hal ini pula sejalan dengan definisi yang diberikan oleh Indonesian-Germany Institute yang mendefinisikan teaching factory sebagai suatu konsep pembelajaran dalam suasana sesungguhnya, sehingga dapat menjembatani kesenjangan kompetensi antara kebutuhan industri dan pengetahuannya di sekolah.
.
Model pembelajaran teaching factory terlandasi atas Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 yang merupakan model pembelajaran yang berbasis produksi dan pengetahuan dunia kerja yang didukung dalam mutu pendidikan dan pelatihan yang bertujuan untuk dapat melatih dan meningkatkan siswa dalam mencapai ketepatan waktu, kualitas yang dituntut industri, mempersiapkan siswa sesuai dengan kompetensi keahliannya, menanamkan mental kerja dengan beradaptasi secara langsung dengan kondisi dan situasi industri, dan menguasai kemampuan manajerial dan mampu menghasilkan produk jadi yang memiliki standar mutu industri.
.
Sumber:
2. Hidayat, Nanang M.2010. Model Pembelajaran Teaching Factory Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Dalam Mata Pelajaran Produktif. Artikel Ilmiah. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia
Share This Post To :
Kembali ke Atas
Artikel Lainnya :
- Pengumuman Kelulusan 2025
- PPDB 2025/2026 Telah Dibuka
- Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun Ajaran 2024/2025
- Penguman Hasil Kelulusan Siswa/Siswi Tahun 2024
- PPDB SMK MUHAMAMDIYAH SANGASANGA TAHUN AJARAN 2021/2022
Kembali ke Atas